Sabtu, 20 September 2008

Kata Terangkai Buruk

bodoh
bodoh
bodoh
kata-kata terangkai buruk
saat ku tanya
pasti malam selalu datang
malam selalu tepat
"esok akan pagi", katanya
bodoh
bodoh
bodoh
entah kenapa
aku selalu percaya
malam akan lenyap, pagi selalu tiba
kata-kata terangkai buruk, terlalu buruk
saat sore tiba
entah kenapa
semua gembira walaupun tidak
bodoh
bodoh
bodoh

Jumat, 12 September 2008

Sukatan Pelajaran Biologi Sekolah Menengah

Selaras dengan matlamat dan objektif mata pelajaran Biologi, kandungan mata pelajaran ini memberi penekanan kepada pemahamam pengetahuan biologi yang kemas kini dan aplikasinya dalam kehidupan harian. Dengan itu, pelajar mampu menghadapi dunia yang kian berorientasikan maklumat dan teknologi. Melalui kajian biologi juga, pelajar memahami akan bertanggungjawabnya sebagai pengurus alam demi keharmonian dan kesejahteraan hidupan sejagat.

Mata pelajaran Biologi ini memberi penekanan kepada penguasaan kemahiran saintifik yang meliputi kemahiran proses sains dan kemahiran manipulatif. Dalam mempertingkatkan kemahiran proses sains, pelajar akan dilibatkan dengan kemahiran mengenal pasti masalah, membuat hipotesis, merancang dan menjalankan kajian, mentafsir data dan maklumat, membuat inferens dan membuat keputusan. Dalam merancang dan menjalankan kajian amali, tumpuan diberi terhadap kemahiran membuat pemerhatian, perekodan, pengelasan data dan persembahan maklumat. Penguasaan kemahiran manipulatif melibatkan pelajar dalam pengendalian spesimen, radas makmal dan bahan kimia dengan teknik yang betul dan selamat. Penguasaan kemahiran proses sains dan kemahiran manipulatif membolehkan pelajar mempertingkatkan lagi kemahiran pelajar dalam mengendalikan maklumat dan menyelesaikan masalah.

Biologi merupakan satu bidang keilmuan yang dinamik dan banyak menyumbang ke arah pembangunan masyarakat dan negara. Oleh itu, penggunaan pengetahuan biologi hendaklah berlandaskan sikap dan nilai murni agar dapat melahirkan insan yang bertanggungjawab dan bijaksana dalam membangunkan masyarakat dan negara. Sikap dan nilai murni yang ingin dipupuk ialah seperti hormat-menghormati, kejujuran, kerajinan dan bekerjasama, manakala nilai intrinsik seperti bersemangat ingin tahu, berfikiran terbuka, gigih bersikap objektif dalam segala usaha, juga ditekankan. Di samping itu, sumbangan biologi terhadap kemajuan dalam bidang perubatan, pertanian dan perindustrian hendaklah dihargai.

Minggu, 13 Juli 2008

Langkah



Kuteruskan derap langkah kaki, di atas aspal-aspal panas membakar, di bawah terik matahari yang berpijar. Kumasuki hutan beton baja, yang dipenuhi robot-robot raksasa, berbau menyengat kuat di antara besi-besi yang menguap. Ditambah lagi suasana merah gerah menampakkan tampang-tampang kemarahan setan.

Kaki ini terus saja melangkah melewati gang-gang sempit terhimpit di antara gedung-gedung pencakar langit, yang menjulang tinggi menantang. Terlihat di sana-sini tikus-tikus sampah mati kelaparan, membusuk, terkelapar di tiap sudut-sudt jalan. Belum lagi suara riuh gemuruh raungan makhluk-makhluk besi yang menelan kesunyian jiwa.

Sambil melangkah cepat, aku masih mencari-cari jawaban yang masih terpendam kuat dalam pikiranku. “Mengapa aku diciptakan di dunia ini, pada waktu bumi dalam keadaan sekarat seperti ini, mengapa aku tidak diciptakan di dunia ini pada waktu zaman Nabi Adam atau zaman tarzan si manusia rimba?”. Ah aku pikir ini sudah rencana hebat Tuhan, manusia tak akan mampu memikirkannya. Kata nenek, pada waktu kecilnya dulu, bumi memang telahmenunjukan tanda-tanda kehancurannya, namun tak separah saat ini. Tiga pukuh tahun yang lalu, sekitar tahun 2000-an, alam memang sudah menunjuka keterusikannya oleh perbuatan-perbuatan manusia, banyak bencana alam di sana-sini seperti banjir, tananh longsor, gempa bumi, dan gejala-gejala alam lainnya.

Namun di sela-sela keadaan bumi yang sudah seperti itu, nenek masih bisa merasakan semilir angin di pinggir-pinggir sawh, melihat hamparan padi petani yang telah menguning emas menunduk malu. Dan juga masih bisa mendengarkan suara-suara jengkerik damai di malm hari, dan juga masih bisa menghirup udara segar di pagi hari yang sejuk.

Namun itu semua hanya cerita fikjsi belaka di tahun 2032 sekarang ini, dimana angin-angin sumilir damai, telah diganti dengan kipas angin raksasa 125 watt, padi-padi mewah telah diganti dengan mekanan-makanan siap saji yang tak penah jelas asal-usulnya dari mana. Serat udara segar di pagi hari sejuk telah diganti dengan udara sesak penuh gas-gas beracun.

Kata nenk, perbedaan yang amat tajam antara sekarang dan 30 tahun yang lalu adalah adanya orang-orang yang peduli pada keadaan planet ini. Jika 30 tahun masih banyak orang-orang yang peduli pada keadaan bumi pada waktu itu, tetapi sekarang orang-orang lebih banyak berpikir hanya untuk perut dan mempertahankan hidup.

Brukk..!! karena lamunanku terlalu panjang, aku menabrak sesosok orang tua.

“Aduh kek, maaf ya tidak segaja”, kataku.

“Tidak apa-apa”, jawab kakek itu.

Perkataannya sederhana, lirih namun penuh wibawa.

“Mau kemana kek?ramalan cuaca hari ini sangat panas lho kek, apa tidak sebaiknya di dalam rumah saja?”, tanyaku beruntun.

Kakek hanya ingin berjalan-jalan saja”, jawabnya sigkat.

Aku heran melihat sesosok tubuh ini, meskipun wajahnya terlihat telah senja, namun tidak begitu dengan penampilan fisiknya, tak ada kerutan-kerutan kulit di sana-sini seperti halnya orang-orang tua pada umunya, rambutnya juga masih hitam legam meskipun sudah ada beberapa helai ranbut yang telah menjadi uban, tubuhnyapun masih tegap, tegak.

Aku melihat jarum jam di tangan kiriku, masih jam satu siang lebih sepuluh menit.

“Kek, mampir minum dulu yuk?”, ajakku sambil menatap orang tua itu.

“Yah, kalau kamu yang membayar”, jawab kakek itu denga tersenyum.

Entah kenapa, suasanasepontan menjadi akrab, kemudian aku berjalan berdampingan dengan kakek itu menuju kedai minum yang tak jauh dari tempat itu.

“O iya kek, nama saya Bekti, kakek siapa?”, tanyakusetelah menempati kursi yang terbuat dari karet sintetis di dalam kedai itu.

“Nama kakek Budi”, jawabnyayang selalu singkat tetapi tepat.

Di meja itu telah tersedia mesin minuman buatan tahun 2022, biasanya orang-orang menyebutnya sebagai lemari minuman, lengkap dengan menu pilidannya.

“Kakek mau minum apa?”

“Air putih”, jawabnya.

“Hah, air putih? apa aku tak salah dengar, di mesin ini kan hanya ada minuman jus, es krim, nir, sirup, the, susu, dan kopi?”, aku bertanya-tanya dalm hati.

“Kek, air putih tidak ada”, jawabku sambil tersenyum keheranan, “kenapa air putih kek?di jaman sekarang sepertinya tak ada lagi orang yang meminumnya”.

“Alam tak pernah membohongi kita, di bumi ini alam hanya menyediakan air putih, jika air telah berwarna, warna itu adalah racun bagi tubuh kita”, jawab kakek itu.

“Aku bertanya-tanya dalam hati”, apakah orang seperti ini, yang disebut-sebut orang-orang naturalis? Dimana kehidupannya selalu berpijak pada kepolosan alam, orang-orang naturalis tak pernah percaya pada karya-karya manusia, mereka tak pernah menggunakan teknologi seperti handphhone, televisi dan lain-lain.

Lama aku berpikir, kakek itu menegurku.

“Nak, alam tak sebodoh seperti yang orang-orang kira, alam bukan sesuatu yang ketinggalan, alam selalu berjalan saling menyeimbangi, hanya perbuatan tangan manusialah yang membuat alam mejadi tidak teratur”.

Dalam sorot matanya, kulihat kakek itu memancarkan emosi jiwa yang mendalm, ingin meneriakkan sesuatu namun dicegah. Mungkin dia terlalujengkel dengan perbuatan-perbuatan manusia yang semakin lama, semakin membawa alam ini dalam lubang hitam kehancurannya.

Lama sekali aku merenung, tiba-tiba terasa ssekali udar semakin pnas, memanas. Kulihat termometer dalam telpon genggamku menunjukkan angka yang semakin merangkak 38,39,40,41…

“Suhu udara macam apa ini?”, teriakku keras.

Tetapi, sepertinya aku terlambat, orang-orang telah menghambur bingung seperti cacing-cacing kepanasan. Kulihat kursi sebelahku, “hah, dimana kakek tadi?”

Ditengah udara yang semakin memanas, aku mulai tak sadarberlari keluar berasma kerumunan orang-orang yang kebingungan.

Aku terus saja berlari tak tentu arah, aku tak peduli mau kemana, yang penting aku terus berlari, berlari, “inikah hari kiamat?”, tanyaku dalm hati.

Terdengar jeritan jeritan histeris mengerikan, di sela-sela teriakan itu kudengar ada yang mengucapkan takbir berkali-kali, namun teriakan-teriakan itu lamat-lamat tenggelam oleh suara gemurh, tak tentu asalnya dari manasuara itu. Seakan-akan langit akan runtuh.

Di tengah suasana mengerikan itu, ditmabh denga suasana yang tiba-tiba berubah menjadi gelap, semakin gelappengap. Suasana benar-benar mencekam hebat. “Allahuakbar…allhauakbar”, aku berteriak sekeras-kerasnya, ”ya Allah, apakah ini hari akhirmu?”.

Namun aku tak peduli, aku terus saj berlari, berlari hingga mataku tak dapat lagi melihat apa yang terjadi, tak mendengar, hanya gelap sunyi, senyap. Setelah itu, tubuhku terasa melayang damai, tinggi, tak merasakan apa-apa.

Sabtu, 12 Juli 2008

Pahlawan-Tukang Jamu

A : Pahlawan, di tanganmu ada bambu, di pundakmu...
B : ada jamu, oh tukang jamu gendhong, kau seperti...
A : granat, yang dilempar meledak keras di...
B : dalam rok tukang jamu, sekarang basah oleh...
A : keringat dan darah, yang bercampur aduk dalam...
B : botol jamu, yang besar dan hitam seperti...
A : milik para pahlawan, semangat juang ini yang selalu...
B : dikocok lembut, oleh tukang jamu, lalu jamu itu...
A : meledak keras, mengenai tangki-tangki penjajah yang...
B : selalu sehat, jika gemar minum jamu dicampur...
A : bensin, kau guyurkan di markas mereka, lalu kau bakar...
B : pakaian tukang jamu, yang lusuh hingga...
A : telanjang dada, dan tak peduli rasa...
B : capek-capek, pegel linu, badan loyo... minum strong pass kapsul.......


karakter A : Genit
karakter B : Tegas, Berani, Semangat, Bergelora

Beberapa hal penting, yang harus diperhatikan dalam membaca sebuah puisi beruntun :
1. Kedua pembaca puisi harus bisa membuat karakter suara yang jelas dan kontras.
2. Kedua pembaca puisi harus bisa menempatkan tempo yang tepat, jadi puisi beruntun harus terdengar seperti sebuah puisi yang utuh, tidak terpisah-pisah.
3. Tunjukkan ekspresi yang maksimal terutama pas merebut kata-kata lawan pembaca puisi.


selamat mencoba